Suatu lembaga yang menamakan dirinya sebagai perguruan tinggi mutlak/ harus mendasarkan langkah-langkahnya pada Tiga Darma. Tiga Darma tersebut kemudian di sebut sebagai Tri Darma Perguruan Tinggi yakni, pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. UNIVERSITAS KANJURUHAN Malang yang sebelumnya bernamanakan IKIP PGRI Malang yakni sebagai lembaga pendidikan Tinggi selalu loyal pada konsesus tersebut dan melaksanakannya secara utuh. Hal ini terlihat jelas dalam berbagai kebijaksanaan dalam progam-progamnya.
Dalam rangka melaksanakan Tri Drama tersebut secara terprogram, terarah mantap, kemudian di bentuk dan didirikan berbagai aktifitas kemahasiswaan yang diprakarsai oleh para dosen yang loyal pada perkembangan dan para tokoh mahasiswa yang selalu sadar akan eksistensinya sebagai insan-insan kampus dan selalu tanggap kepada berbagai permasalahan baik ditubuh almamater maupun di masyarakat. Dengan di dasarkan pada sikap manusia menganalisa yang selalu mengembangkan daya penalaran yang berakar pada dasar pemikiran sistematis, analisis, dinamis, dan logis, maka timbul suatu pemikiran pengembangan potensi mahasiswa dalam wujud organisasi-organisasi kemahasiswaan sebagai suatu kristalisasai angan-angan dan cita-cita untuk melaksanakan Tri Drama Perguruan Tinggi, menjujung tinggi pamor Almamater atas dasar proses pengembangan kejiwaan, ketrampilan dan sikap kritis (tanggap) para mahasiswa dan tokoh-tokohnya.
Rintisan-rintisan yang tak pernah pupus dari pandangan, pemikiran dan langkah para tokoh banyak menghiasi dan mewarnai lingkungan masyarakat ilmiah ini. Sandungan, tantangan dan kerikil tajam semakin menggelorakan semangat untuk mengembangkan konsep-konsep dasar.
Kemudian tumbuhlah satu demi satu tunas-tunas wadah aktifitas kemahasiswaan. Dan Korp Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Kanjuruhan Malang merupakan rintisan yang ketiga setelah PRAMUKA dan RESIMEN mahasiswa yang dirintis dan di perjuangkan atas dasar pemikiran dan wawasan di atas.
PERJALANAN RINTISAN ENAM SERANGKAI
Sebagaimana dikemukakan diatas, KSR PMI Unit Universitas Kanjuruhan Malang dirintis atas dasar wawasan, sikap dan langkah para perintisnya sebagai insan kampus yang selalu mengadakan analisa dengan bersikap kritis (tanggap) dan dinamis.
Didasarkan pada sikap dan wawasan demikian ini, maka KSR telah dapat tumbuh kembang dan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan kedewasaan KSR ini tidaklah terjadi begitu saja, namun dirintis dengan perjuangan yang tak kenal lelah. Pertumbuhanyapun selalu di sertai goncangan-goncangan sebagai hempasan dari kondisi dan status lembaga ini. Singkatnya pertumbuhan KSR tidak dapat di lepaskan dari pengaruh pertumbuhan Universitas Kanjuruhan Malang.
Demikian juga Universitas Kanjuruhan Malang yang megah ini dirintis dan di awali dengtan perjuangan yang amat sulit. Lembaga yang berawal sebagai IKIP PGRI Jawa Timur di Malang ini merupakan perguruan tinggi kecil yang harus meloncat-loncat mencari tempat berpijak. Sebagai bagian dari IKIP PGRI Jawa Timur yang berpusat di Surabaya, dia tak dapat berbuat banyak untuk mengembangkan diri. Dengan di pimpin seorang Dekan Koordinator, Bpk. Soenarto Djojodidjo, dia menapakan kakinya di atas rintangan yang terhampar luas di hadapanya.
Disaat –saat yang rapuh inilah timbul keinginan para tokoh untuk melibatkan diri dalam aktifitas kemanusiaan. Atas dasar restu dan perkenan pimpinan lembaga, maka berangtkatlah enam serangkai ke pondok saudara tua untuk “ngangsu keweruh” yang terangkum dalam DIKLAT SAR III KSR Universitas Brawijaya (maret-april 1984). Keenam serangakai tersebut adalah sebagai berikut :
– Fadjar Noersiwan ( Bahasa Inggris 1982 )
– Lestari Puji Astutik ( PPB 1982 )
– Suyoto ( Bahasa Inggris 1983 )
– Eni Sulistyowati ( Civic Hukum 1982 )
– Hanik Lifdiyati ( Civic Hukum 1982 )
– Aries Hariyanto ( Matematika 1981 )
Beberapa saat mereka dididik, dilatih dan di berikan keterampilan-keterampilan serta wejangan-wejangan yang amat bermanfaat. Hingga akhirnya mereka di uji di tempat yang sangat sesuai dengan kegiatan ini. Suatu tempat dimana terdapat satu-satunya monumen Palang Merah di dunia ( Peniwon 1984 )
Banyak sudah didikan, latihan, keterampilan wejangan mereka terima. Kemudian merekapun segera kembali ke kampus dengan semangat menggelora, namun seakan-akan mereka tidak berdaya, kesempatan, peralatan dan dorongan tak pernah nampak.
Sehingga pada akhirnya mereka sepakat untuk bergabung dengan sau
dara tua. Mencoba mengikuti pemikiran, kegiatan-kegiatan mereka adalah pengalaman yang mereka tahu, mengerti dan dewasa. Banyak pula yang mereka ikuti baik dilingkungan Univewrsitas Brawijaya, tinggkat cabang, daerah maupun nasional. Kegiatan-kegiatan tersebut telah mempertebal keyakinan dan semangat untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan muncul. Sehingga sedikitpun mereka tidak gentar tatkala cobaan pertama menghampiri mereka ( PPSM 1984 di selorejo ) , bahkan pengalaman ini telah meyakinkan mereka sebagai insan-insan yang mampu memanusiakan manusia.
Sampai akhirnya almamater ini melepaskan diri dari IKIP PGRI Jatim dengan menyandang nama IKIP PGRI malang. Pelepasan ini telah dapat memperjelas status dan memudakan para pimpinan mengembangkan lembaga ini. Situasi ini telah mengilhami para pimpinan dan tokoh mahasiswa untuk mengembangkan daya pemikiran, penalaran dan kreasi. Sehingga muncul berbagai organisasi dan kegiatan kemahasiswaan yang mewarnai keberadaan lembaga ini.
Perintis Korps Sukarelawanpun menyambut peningkatan status ini dengan penuh rasa suka cita dengan menyusun rencana-rencana masa depan. Namun demikian, rintangan dan masalah juga masih jelas nampak dihadapan. Penentuan Organisasi Induk (PMI) muncul menjadi masalah lain. PMI Cabang Kodya dan Kabupaten Malang menjadi masalah yang amat rumit. Hingga pada tanggal 4 oktober 1986, akhir dari DIKLATSAR I, pimpinan lembaga, pimpinan dan pengurus PMI Cabang Kodya dan Kabupaten Malang serta tokoh-tokoh mahasiswa bersepakat bahwa pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut ditetapkan sebagai berdirinya Korp Sukarela Palang Merah Indonesia Unit IKIP PGRI Malang dan bernaung dibawah koordinasi Palang Merah Indonesia Cabang Kota Madya Malang.
Momentum ini telah mengubah suasana yang bertahun-tahun dihiasi dengan kesuraman menjadi terang benderang dan penuh suka cita menapak kejayaan KSR di masa depan. Kegembiraan ini memancar dari wajah para pioner/ perintis diiringi cakrawala membentang ditubuh dan wajah organisasi yang diketuai oleh Sdr. Fadjar Noersiwan.
Tatanan baru sudah terbentuk, perjalananpun semakin lancar walau kadang disertai silang pendapat dan wawasan yang berbeda. Namun KSR tetap tegak berdiri dan tumbuh kembang diiringi sikap kedewasaan para abdinya. Berbagai kegiatan yang telah terprogram sebagai hasil dari musyawarah KSR semakin mantap pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : pendidikan dan pelatihan dasar, lomba PPPK, Donor Darah, penyuluhan kesehatan serta kegiatan-kegiatan yang bersifat partisipasi baik dilingkungan IKIP PGRI Malang, Perguruan Tinggi lain, maupun dimarkas cabang, daerah dan nasional. Dan kini telah terlihat jelas pamor KSR sebagai organisasi yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Akhirnya mereka menyadari bahwa tugas mereka sebagai perintis telah usai. Tampuk pimpinan KSR mereka serahkan pada para yunior dan genertasi penerus. Kebahagiaan semakin mengembang karena KSR kini telah dewasa dan semakin dewasa. Dan kini KSR telah memiliki tokoh-tokoh handal yang selalu siap mengawal dan mengembangkan organisasi yang perduli dengan nilai kemanusiaan.